Kamis, 23 Januari 2014

Penentuan Harga Pokok Produk Dan Jasa



Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing. 

    1. Full Costing   
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Menurut LM Samryn, full costing adalah :
“Full costing adalah metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.”.
Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya  harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut.

2        2. Variabel Costing
Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.

Menurut Mas’ud Machfoed variabel costing adalah “ Suatu metode penentuan harga pokok dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.”
Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan.

Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing
Perbedaan pokok antara metode full costing dan variabel costing sebetulnya terletak pada perlakuan biaya tetap produksi tidak langsung. Dalam metode full costing dimasukkan unsur biaya produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk berdasar tarif (budget), sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda dengan budgetnya maka akan timbul kekurangan atau kelebihan pembebanan. Tetapi pada variabel costing memperlakukan biaya produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi, tetapi lebih tepat dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan membebankan seluruhnya ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam variabel costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang.

Adapun unsur biaya dalam metode full costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang sifatnya tetap maupun variabel. Sedangkan unsur biaya dalam metode variabel costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sifatnya variabel saja dan tidak termasuk biaya overhead pabrik tetap.

Akibat perbedaan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan lain yaitu :
1.    Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga apa yang disebut sebagai biaya produksi  adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak langsung, tetap maupun variabel. Dalam metode variabel costing, menggunakan pendekatan “tingkah laku”, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.

2.    Dalam metode full costing, biaya periode diartikan sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan biaya ini dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi. Dalam metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya periode adalah biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode adalah biaya tetap, baik produksi maupun operasi.

3.    Menurut metode full costing, biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan dalam variabel costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat produk atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat pada persediaan produk atau jasa. Sedangkan dalam variabel costing, biaya tersebut langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.

4.    Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau jasa berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan jumlahnya berbeda dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka selisihnya dapat berupa pembebanan overhead pabrik berlebihan (over-applied factory overhead). Menurut metode full costing, selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai penambah atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual (harga pokok persediaan).

5.    Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi menggunakan istilah laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan.

6.    Dalam variabel costing, menggunakan istilah marjin kontribusi (contribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari biaya-biaya variabel.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan laba rugi dalam metode full costing dengan metode variable costing adalah :
  1. Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian biaya overhead pabrik tetap pada periode berjalan ke periode berikutnya bila tidak semua produk pada periode yang sama.
  2. Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead pabrik  telah diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan, sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada tahun berjalan yang dibebankan kepada tahun berikutnya.
  3. Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah dibanding metode full costing. Alasannya adalah dalam variable costing hanya biaya produksi variabel yang dapat diperhitungkan sebagai biaya produksi.
  4. Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga tidak cukup memadai untuk analisis hubungan biaya volume dan laba (CVP)  dalam rangka perencanaan dan pengendalian.


" Akuntansi Manajemen Internasional "


Akuntansi Manajemen yang diterapkan oleh Perusahaan Internasional dan Perusahaan Multinasional
            Perbedaan akuntansi internasional dengan akuntansi keuangan lainnya terletak pada perusahaan yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinational company MNC) dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas-batas negara, atau suatu perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan pelapor.

            Perbedaan-perbedaan dalam budaya, praktik bisnis, struktur poltik, dan perundang-undangan, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, resiko bisnis dan hukum pajak seluruhnya mempengaruhi bagaimana MNC melakukan kegiatan operasinya dan melakukan pelaporan keuangan di seluruh dunia.

            Dalam hal apakah akuntan manajemen berperan dalam lingkungan bisnis global? Bisnis membutuhkan akuntan manajemen untuk menangani masalah keuangan dan bisnis. Latihan yang baik, pendidikan dan tetap mengikuti perubahan yang terjadi adalah penting bagi seorang akuntan. Namun, tugas akuntan manajemen pada perusahaan internasional lebih kompleks karena perubahan yang terus menerus terjadi pada bisnis global. Karena tugas utama akuntan manajemen adalah menyediakan informasi yang relevan kepada pihak manajemen dan agar tetap mampu mengikuti perkembangan, maka akuntan manajemen harus membaca berbagai buku dan artikel bisnis mengenai sistem informasi, pemasaran, manajemen, politik dan ekonomi. Selain itu, akuntan manajemen harus akrab dengan peraturan akuntansi keuangan dari negara dimana perusahaan beroperasi.

A.AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM LINGKUNGAN INTERNASIONAL

            Dalam hal apakah akuntan manajemen berperan dalam lingkungan bisnis global? Bisnis membutuhkan akuntan manajemen untuk menangani masalah keuangan dan bisnis. Pelatihan yang baik, pendidikan, dan tetap mengikuti perubahan yang terjadi merupakan hal-hal penting bagi seluruh akuntan. Akan tetapi, tugas akuntan manajemen pada perusahaan internasional menjadi lebih menantang karena perubahan yang terus terjadi pada bisnis global. Karena tugas utama akuntan manajemen adalah menyediakan informasi yang relevan kepada pihak manajemen dan tetap mampu mengikuti perkembangan, akuntan manajemen harus membaca berbagai buku dan artikel dalam berbagai area bisnis, termasuk mengenai sistem informasi, pemasaran, manajemen, politik dan ekonomi. Selain itu, akuntan manajemen harus mengenal dengan baik peraturan akuntansi keuangan dari negara-negara tempat perusahaan beroperasi.

B. KETERLIBATAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

            Perusahaan Multinasional (multinational corporation / MNC) adalah perusahaan yang menjalankan bisnis di lebih dari satu negara dalam suatu volume dimana kesehatan perusahaan dan pertumbuhannya bergantung pada lebih dari satu negara.  Dalam tingkat yang cukup sederhana, MNC mungkin mengimpor material dan/atau mengekspor produk jadi. Pada tingkat yang lebih kompleks, MNC bisa jadi adalah suatu perusahaan besar terdiri atas sebuah induk perusahaan dan sejumlah divisi di berbagai negara. Biasanya tterdiri dari sebuah induk perusahaan yang beralokasi dinegara asal perusahaan dan paling sedikit lima atau enam anak perusahaan asing, yang secara khas melakukan interaksi strategis tingkat tinggi antar unit-unit tersebut. Baberapa MNC mempunyai sampai 100 anak perusahaan asing yang tersebar di seluruh dunia. Berbagai pilihan yang muncul adalah impor dan ekspor, anak-anak perusahaan yang dimiliki secara keseluruhan, serta joint venture.

a.   Impor dan ekspor
Bentuk yang cukup sederhana dari keterlibatan multinasional adalah kegiatan impor dan ekspor. Suatu perusahaan dapat mengimpor berbagai komponen untuk produksi. Suatu perusahaan juga dapat mengekspor produk-produk jadi ke negara-negara asing. Transaksi-transaksi pada seperti pada impor dan ekspor bersifat sederhana, tetapi juga dapat menciptakan berbagai resiko dan peluang baru bagi perusahaan.

Impor Suatu perusahaan dapat menimpor bahan-bahan baku untuk digunakan dalam produksi. Dalam akuntansi untuk bahan baku, freight-in (ongkos angkut masuk) termasuk biaya bahan.suatu komponen yang diimpor mungkin dikenakan tarif (atau bea), disamping biaya freight-in. Tarif (tariff) adalah sebuah pajak atas impor yang dipungut oleh pemerintah federal AS. Pajak ini juga merupakan biaya bahan. Perusahaan banyak yang berusaha keras mengurangi beban tarif. Mereka mungkin membatasi jumlah bahan yang diimpor, serta menggantinya dengan menambah sumber-sumber lokal (untuk meningkatkan muatan domestik dan mendapatkan status tarif yang lebih baik) atau menggunakan zona perdagangan luar negeri.

Zona perdagangan luar negeri (foreign trade zones) yaitu wilayah dekat pelabuhan keabeanan yang secara fisik berada di daratan. Barang yang diimpor memasuki zona perdagangan luar neferi tidak dikenakan bea masuk selama barang tersebut berada di zona perdagangan luar negeri. Hal ini memiliki implikasi penting bagi perusahaan manufaktur yang mengimpor bahan baku. Karena tarif tidak perlu dibayar dulu sampai komponen keluar dari zona perdagangan sebagai bagian dari sebuah produk jadi, perusahaan dapat menunda pembayaran bea masuk dan kerugian yang berkaitan dengan modal kerja. Selain itu, perusahaan tidak perlu membayar bea masuk untukbahan-bahan yang cacat atau persediaan yang belum dimasukkan ke kelompok produk jadi.
Akuntan manajemen harus waspada terhadap biaya yang timbul dari impor bahan baku. Akuntan manajemen juga harus mampu mengevaluasi manfaat potensial dari zona perdagangan luar negeri ketika mempertimbangkan lokasi pabrik.

Ekspor Ekspor adalah penjualan produk perusahaan di luar negeri. Perusahaan tidak harus memiliki fasilitas produksi di luar negeri ; produk akhir dapat langsung dikirim ke pembeli. Akan tetapi, ekspor biasanya lebih kompleks daripada penjualan barang jadi di dalam negeri.
Pakta perdagangan dan tarif Pakta perdagangan antara berbagai negara mempengaruhi besarnya tarif yang dibebankan. Misalnya NAFTA yang memungkinkan importir Amerika Serikat, Meksiko, dan kanada membayar tarif yang lebih rendah untuk barang-barang yang di produksi di ketiga negara tersebut.

b.      Anak Perusahaan yang dimiliki sendiri
Suatu perusahaan mungkin saja membeli perusahaan yang sudah berjalan di luar negeri dan menjadikannya perusahaan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh induk perusahaan. Bila undang-undang suatu negara mengijinkan, maka perusahaan multinasional dapat juga mendirikan perusahaan anak atau kantor cabang di negara tersebut. Outsourcing pekerjaan teknis dan profesional menjadi isu yang sangat penting bagi perusahaan. Outsourcing adalah pembayaran oleh suatu perusahaan atas fungsi bisnis yang sebelumnya dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam konsep perusahaan multinasional, outsourcing adalah memindahkan suatu fungsi bisnis ke suatu negara lain. Akuntan manajemen harus memperhatikan berbagai biaya dan manfaat dari outsourcing yang mungkin tidak tersedia dalam suatu negara. Berbagai struktur pajak dan insentif dari otoritas suatu negara, serta tingkat pendidikan dan infrastruktur memainkan peranan penting dalam penilaian dalam akuntan manajemen terhadap biaya dan manfaat.

c.       Joint Venture
Joint venture adalah jenis persekutuan dimana para investor menjadi bagian dari pemilikan perusahaan. Joint venture dilakukan untuk menggabungkan keahlian, menghadapi undang-undang yang berlaku, dan merangsang investasi demi meningkatkan produktivitas dalam negeri.

Struktur apapun yang diilih, MNC akan selalu menghadapi masalah-masalah perdagangan luar negeri. Suatu masalah yang penting adalah nilai tukar mata uang asing.

C. Nilai Tukar Mata Uang Asing

            Apabila suatu perusahaan beroperasi hanya di negaranya dengan hanya satu jenis mata uang yang digunakan, maka masalah nilai tukar tidak akan pernah muncul. Namun, bila perusahaan mulai beroperasi dalam arena internasional, perusahaan tersebut harus menggunakan mata uang asing. Mata uang asing ini dapat dipertukatkan dengan mata uang domestik dengan menggunakan nilai tukar. Apabila nilai tukar tidak pernah berubah, maka masalah tidak akan muncul. Namun, nilai tukar sering berubah, bahkan mengalami perubahan harian. Fluktuasi nilai tukar mengakibatkan ketidakpastian dari operasional perusahaan dalam arena internasional.

Akuntansi manajemen berperan penting dalam mengelola resiko mata uang,
a.      Manajemen resiko mata uang (currency risk management) mengacu pada pengelolaan perusahaan terhadap resioko transaksi, ekonomi, dan transaksi karena fluktuasi nilai tukar.
b.      Resiko transaksi (transaction risk) mengacu pada kemungkinan bahwa transaksi tunai di masa depan akan dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar.
c.       Resiko ekonomi (economic risk) mengacu pada kemungkinan bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan di masa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar
d.      Resiko translansi atau resiko akuntansi (translation or acounting risk) adalah tingkat dimana laporan keuangan perusahaan terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar

Resiko mata uang dan berbagai cara yang dapat dilakukan akuntan manajemen dalam menghadapinya.
1.      Mengelola resiko transaksi
Perusahaan multinasional sekarang ini berurusan dengan banyak jenis mata uang. Mata uang tersebut dapat saling diperdagangkan, tergantung pada kurs tukar yang berlaku pada saat berlakunya perdagangan. Kurs spot (spot rate) adalah kurs tukar dari satu jenis mata uang terhadap mata uang lain untuk transaksi tunai (pada hari yang sama).



ü  Macam-macam resiko transaksi

a.      Apresiasi dan Depresiasi Mata Uang          
Ketika mata uang suatu negara menguat secara relatif terhadap  mata uang negara lain,  terjadilah apresiasi mata uang (currency appreciation) dan satu unit mata uang negara yang disebut pertama mampu membeli lebih banyak unit mata uang negara kedua. Sebaliknya, Depresiasi mata uang adalah berarti mata uang suatu negara melemah secara relatif dan membeli unit mata uang negara lain ebih sedikit.

b.      Keuntungan dan Kerugian Nilai Tukar
Kerugian kurs tukar (exchange loss) adalah suatu kerugian atas suatu penukaran mata uang terhadap mata uang lain yang disebabkan oleh depresiasi mata uang dalam negeri. Keuntungan kurs tukar (exchange gain) adalah keuntungan atas penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lain karena apresiasi mata uang dalam negeri.

2.      Mengelola resiko ekonomi
            Resiko ekonomi adalah dampak fluktuasi kurs tukar terhadap nilai sekarang (present value) dari arus kas perusahaan di masa depan. Resiko demikian dapat mempengaruhi daya saing reltif perusahaan meskipun perusahaan tersebut tidak pernah berpartisipasi langsung dalam perdagangan internasional.
            Akuntan mengeola eksposur perusahaan terhadap resiko ekonomi dengan memahami posisi perusahaan dalam ekonomi global. Akuntan menyediakan struktur dan komunikasi keuangan perusahaan. Hedging dengan kontrak forward juga bisa dilakukan untuk mengelola resiko ekonomi.

3.      Mengelola resiko translasi
            Perusahaan induk sering mencatat ulang semua pendapatan perusahann anak dalam mata uang lokal. Pencatatan kembali ini dapat mengakibatkan keuntungan dan kerugian oprtunitas atas revaluasi mata uang asing dan dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan anak serta perhitungan yang berkaitan dengan ROI dan Laba Residu. Laporan internal dengan denominasi dolar diperlukan untuk mengukur semua angka dengan dasar yang sama.namun strategi tersebut bisa menyesatkan para manajerjika pembaning dibuat terhadap waktu. Akuntan manajemen harus waspada terhadap sumber resiko translasi ini.


D. Desentralisasi

            Perusahaan yang terdesentralisasi di negara asal sering memberlakukan pengawasan yang lebih letat pada divisi asing, paling tidak hingga mereka mendapatkan pengalaman yang lebih banyak tentang operasional mereka di luar negeri.
Keunggulan Desentralisasi MNC Desentralisasi MNC dipilih karena berbagai keunggulan yaitu :

·         Manajer lokal mampu menghasilkan keputusan dengan mutu yang baik dengan pemanfaatan informasi lokal yang bermutu

·         Manajer lokal mampu memberikan tanggapan yang lebih tepat waktu untuk mengubah keadaan

·         Melatih dan memotivasi manajer lokan untuk mengembangkan ketermapilan manajerial

·         Memberikan kesempatan manajemen puncak untuk lebih memusatkan perhatian kepada masalah-masalah jangka panjang seperti perencanaan strategis.



Pendirian Divisi Perusahaan multinasional memiliki fleksibilitas dalam pembentukan jenis-jenis divisi. Divisi dapat didirikan menurut dasar garis geografis, lini produk, dan lini manajemen fungsional. Adanya divisi ini di lebih satu negara menciptakan kebutuhan perangkat evaluasi kinerja yang mempertimbangkan berbagai perbedaan pada lingkungan divisi.



E. MENGUKUR KINERJA PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL

            Pemisahan evaluasi manajer dari suatu divisi dari evaluasi divisi tersebut penting dilakukan. Evaluasi manajer sebaiknya tidak menyertakan faktor-faktor di luar kendali perusahaan seperti fluktuasi mata uang, pajak dan sebagainya, tetapi harus dievaluasi berdasarkan pendapatan dan biaya, dengan menyesuaikan mata uang perusahaan induk dan perusahaan anak.

            Sulit membandingkan kinerja seorang divisi manajer di suatu negara dengan kinerja seorang manajer suatu divisi di negara lainnya karena terdapat perbedaan kondisi lingkungan. Namun yang benar-benar mempengaruhi adalah Laba dan ROI.

1. Faktor – faktor Lingkungan yang mempengaruhi Evaluasi Kinerja :

         .Faktor-faktor ekonomi

·         Organisasi dari bank sentral
·         Stabilitas ekonomi
·         Eksistensi pasar modal
·         Pembatasan valuta

         .Faktor-faktor politik dan hukum

·         Kualitas, efisiensi, dan keefektifan struktur perundang-undangan
·         Pengaruh kebijakan pertahanan
·         Dampak kebijakan luar negeri
·         Tingkat keterlibatan pemerintah dalam bisnis

         .Faktor-faktor pendidikan

·         Tingkat melek huruf
·         Cakupan dan jenjang pendidikan formal serta sistem pelatihan
·         Cakupan dan jenjang pelatihan teknik
·         Keluasan dan mutu program pengembangan manajemen

         .Faktor-faktor sosiologis

·         Perilaku sosial terhadap industri dan bisnis
·         Perilaku budaya terhadap produktifitas dan keberhasilan (etika kerja)
·         Perilaku sosial terhadap keuntungan material
·         Keragaman budaya dan ras.


Ukuran kinerja lainnya selain laba residu dan ROI (pengukuran jangka pendek), diperlukan ukurankinerja tambahan yang erat kaitannya dengan kepentinganjangka panjang perusahaan. Ukuran teresbut misalnya pangsa pasar, keluhan pelanggan, rasio perputaran karyawan dan pengembangan personal.


F. PENETAPAN HARGA TRANSFER DAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL

            Yang membedakan perusahaan multinasional dari perusahaan-perusahaan lain yang terlibat dalam binis internasional adalah alokasi sumber-sumber yang terkoordinasi secara global oleh sebuah manajemen di pusat. MNC membuat keputusan mengenai strategis untuk menembus pasar (market entry), operasi diluar negeri, dan produksi, pemasaran, serta pendanaan kegiatan-kegiatan dengan pertimbangan mana yang terbaik bagi korporasi secara keseluruhan. MNC menekankan kinerja kelompok, bukan kinerja masing-masing bagian secara individual. Dari perspektif timbul masalah-masalah yang antara lain terkait dengan harga transfre dan perpajakan.


11. Evaluasi Kinerja
Divisi-divisi sering dievaluasi berdasarkan laba bersih dan pengembalian atas investasi. Namun, harga transfer seringkali diatur oleh perusahaan induk, sehingga penggunaan ROI dan laba bersih meragukan.

22. Pajak Penghasilan dan Penetapan Harga Transfer
Adanya tarif pajak yang berbeda antar suatu negara dengan negara lain menyebabkan perlunya pusat reinvoicing untuk memindahkan tagihan dari negara dengan pajak tinggi ke negara yang pajaknya rendah. Pengaturan harga transfer sesuai dengan harga yang berlaku apabila transfer dilakukan pihak lain, yang disesuaikan dengan berbagai selisih yang menimbulkan dampak yang dapat diukur atas harga tersebut.

Ada beberapa metode penetapan harga yang mendekati harga pasar yaitu :
·         Metode harga tak terkendali yang dapat diperbandingkan (comparable uncontrolled price) yaitu pada dasarnya diakui sebesar harga pasar.

·         Metode harga jual kembali (resale price method) yaitu harga jual yang diterima penjual dikurangi markup yang wajar.

·         Metode biaya plus (cost plus method) yaitu harga transfer berdasarkan biaya.

·         Metode penetapan harga dimuka (advance prising agreement/APA) adalah perjanjian mengenai metode penetapan harga yang diaplikasikan dalam suatu transaksi internasional.

G. ETIKA DALAM LINGKUNGAN INTERNASIONAL

            Perusahaan multinasional menghadapi masalah-masalah etika yang tidak dihadapi perusahaan domestik. Masing-masing negara mempunyai kebiasaan dan peraturan yang berbeda. Perusahaan multinasional harus menetapkan apakah kebiasaan tertentu benar-benar suatu cara berbisnis yang berbeda atau apakah merupakan pelanggaran atas kode etik berbisnisnya.


H. KALKULASI BIAYA VARIABEL DAN PELAPORAN SEGMEN

            Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel pada kalkulasi biaya variabel adalah penting bagi evaluasi yang akurat untuk menghasilkan keputusan yang saling terkait. Laporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam suatu organisasi disebut pelaporan segmen (segmen reporting).

             Para manajer perlu mengetahui profitabilitas berbagai segmen dalm suatu perusahaan agar mampu membuat berbagai evaluasi dan keputusan yang berhubungan dengan eksistensi berkelanjutan setiap segmen, tingkat pendanaan, dan seterusnya. Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen.