Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi
adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok
produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.
1. Full Costing
Full costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi
ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun
tetap.
Menurut LM Samryn, full costing adalah
:
“Full costing adalah metode penentuan
harga pokok yang memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.”.
Pendekatan full costing yang biasa
dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana
biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi,
administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan
ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu
sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut.
2 2. Variabel Costing
Variabel costing merupakkan metode
penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang
diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik
bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.
Menurut Mas’ud Machfoed variabel
costing adalah “ Suatu metode penentuan harga pokok dimana biaya produksi
variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.”
Pendekatan variabel costing di kenal
sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang
mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan
menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut
fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya
berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga
pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus
disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Perbedaan Full Costing dan Variabel
Costing
Perbedaan pokok antara metode full
costing dan variabel costing sebetulnya terletak pada perlakuan biaya tetap
produksi tidak langsung. Dalam metode full costing dimasukkan unsur biaya
produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk berdasar tarif
(budget), sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda dengan budgetnya maka
akan timbul kekurangan atau kelebihan pembebanan. Tetapi pada variabel costing
memperlakukan biaya produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga
pokok produksi, tetapi lebih tepat dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu
dengan membebankan seluruhnya ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan
sehingga dalam variabel costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang.
Adapun unsur biaya dalam metode full
costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik baik yang sifatnya tetap maupun variabel. Sedangkan unsur biaya
dalam metode variabel costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang sifatnya variabel saja dan tidak
termasuk biaya overhead pabrik tetap.
Akibat perbedaan tersebut
mengakibatkan timbulnya perbedaan lain yaitu :
1.
Dalam metode full costing, perhitungan
harga pokok produksi dan penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan
“fungsi”. Sehingga apa yang disebut sebagai biaya produksi adalah seluruh
biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak
langsung, tetap maupun variabel. Dalam metode variabel costing, menggunakan
pendekatan “tingkah laku”, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam
laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya
variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.
2.
Dalam metode full costing, biaya
periode diartikan sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi,
dan biaya ini dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan
akan dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi.
Dalam metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya periode adalah biaya
yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi
perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode adalah biaya
tetap, baik produksi maupun operasi.
3.
Menurut metode full costing, biaya
overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan dalam variabel
costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu
saat produk atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat
pada persediaan produk atau jasa. Sedangkan dalam variabel costing, biaya
tersebut langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
4.
Jika biaya overhead pabrik dibebankan
kepada produk atau jasa berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan jumlahnya
berbeda dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka selisihnya dapat
berupa pembebanan overhead pabrik berlebihan (over-applied factory overhead).
Menurut metode full costing, selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai
penambah atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual (harga pokok
persediaan).
5.
Dalam metode full costing, perhitungan
laba rugi menggunakan istilah laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan
penjualan atas harga pokok penjualan.
6.
Dalam variabel costing, menggunakan
istilah marjin kontribusi (contribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari
biaya-biaya variabel.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dari perbedaan laba rugi dalam metode full costing dengan metode variable
costing adalah :
- Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian biaya overhead pabrik tetap pada periode berjalan ke periode berikutnya bila tidak semua produk pada periode yang sama.
- Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead pabrik telah diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan, sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada tahun berjalan yang dibebankan kepada tahun berikutnya.
- Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah dibanding metode full costing. Alasannya adalah dalam variable costing hanya biaya produksi variabel yang dapat diperhitungkan sebagai biaya produksi.
- Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga tidak cukup memadai untuk analisis hubungan biaya volume dan laba (CVP) dalam rangka perencanaan dan pengendalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar