Rabu, 03 Oktober 2012

Vitamin A dalam Makanan Berlemak


Vitamin A dalam Makanan Berlemak



alt
Pembuatan keju dalam belanga susu raksasa di Jerman, Alpe Oberberg. Para peneliti telah menemukan bahwa seseorang dengan tingkat biomarker lemak susu tertinggi sebenarnya memiliki risiko serangan jantung rendah. (MIGUEL VILLAGRAN/GETTY IMAGES)
Banyak kesalahan informasi tentang vitamin A, tapi satu hal yang pasti: Vitamin A mampu menyelamatkan nyawa di negara-negara Dunia Ketiga.

Sebuah tinjauan Cochrane baru-baru ini memperkirakan program suplementasi vitamin A untuk anak di bawah usia 5 tahun dapat menyelamatkan 1 juta jiwa per tahun. Para peneliti mengambil data dari 43 percobaan acak, dengan contoh lebih dari 200.000 anak.
Mereka menyimpulkan bahwa suplemen vitamin A efektif mengurangi semua penyebab kematian sebesar 24 persen, terutama karena berkurangnya campak dan diare.
Butta, kepala peneliti,  mencatat bahwa kekurangan vitamin A merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (Cochrane Database of Systematic Reviews, Issue 12 doi:10.1002/14651858.CD008524.pub2).
Sementara itu, tanda-tanda kekurangan vitamin A di negara-negara kaya seperti Amerika Serikat diabaikan karena intervensi farmasi.
Ahli gizi tetap bersikeras jika vitamin A bersifat racun atau bahwa kita dapat memperoleh vitamin A yang cukup dari makanan nabati seperti jeruk dan sayuran berdaun hijau. Ditambah lagi, suplemen vitamin A banyak mengandung beta-karoten (salah satu zat antioksidan yang terkandung dalam buah-buahan) daripada vitamin A yang asli.
Sumber vitamin A yang sangat baik berasal dari lemak susu, yang dapat ditemukan dalam produk susu, keju, dan, tentu saja, mentega, yang banyak dihindari masyarakat akibat edukasi pasar yang menganggap makanan dari susu menyebabkan sakit jantung.
Bukti terbaru mengindikasikan bahwa makanan yang berasal dari susu sebenarnya bisa bermanfaat bagi jantung. Sebuah tim peneliti dari Swedia mengukur tingkat darah dari dua biomarker (indikator biologi) lemak susu terhadap lebih dari 400 pasien yang terkena serangan jantung dan lebih dari 500 orang yang sehat. Asam pentadecanoic dan asam heptadecanoic, indikator biologi, memberikan indikasi yang baik seberapa banyak lemak susu yang telah dikonsumsi seseorang.
Para peneliti menemukan bahwa orang dengan tingkat biomarker lemak susu tertinggi sebenarnya berisiko rendah mengalami serangan jantung. Bagi perempuan, risiko berkurang 26 persen dan untuk laki-laki risiko lebih rendah 9 persen. (American Journal of Clinical Nutrition, July 2010 92(1):194–202). (Sally Fallon Morell, M.A. & Mary G. Enig, Ph.D. /The Weston A. Price Foundation /Epochtimes/feb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar